Label

Rabu, 09 Agustus 2017


Kisah inspirasi dari Ki Hajar Dewantara



Ki Hajar Dewantara 


Image result for ki hajar dewantara





Siapa yang tidak mengetahui Ki Hajar Dewantara, beliau adalah tokoh pejuang pendidikan Indonesia dan tokoh kemerdekaan, dikenal sebagai pelopor pendidikan untuk masyarakat pribumi di Indonesia ketika masih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda. Sampai saat ini kisah dari perjalanan Ki Hajar Dewantara menginspirasi banyak orang termasuk saya sendiri. Tokoh yang lahir pada 2 Mei 1889. Tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau terlahir dalam lingkungan keluarga Kraton Yogyakarta dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

Sebagai kaum bangsawan tentunya beliau juga menempuh pendidikan di sekolah dasar untuk anak-anak Belanda dan kaum bangsawan lainnya yaitu ELS. Selepas dari ELS beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di STOVIA yaitu sekolah yang dibuat untuk pendidikan dokter pribumi di kota Batavia pada masa kolonial Hindia Belanda, yang kini dikenal sebagai fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Meskipun bersekolah di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tidak sampai tamat sebab ia menderita sakit ketika itu.


Walaupun tidak sempat menamatkan pendidikan di STOVIA, beliau yang juga tertarik dalam dunia jurnalistik mulai menjadi wartawan di beberapa surat kabar pada saat itu. Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam mencerminkan semangat anti kolonial. Seperti yang ia tuliskan berikut ini dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker :


 ..Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.
Tulisan beliau merupakan bentuk dari protes kepada Belanda. Meski dari tulisan-tulisan beliau sering membuat pemerintah tersinggung dan marah beliau tetap melanjutkannya.Kemarahan Pemerintah Belanda hingga sampai pada puncaknya,Ki Hajar Dewantara di asingkan ke Pulau Bangka tanpa proses peradilan terlebih dahulu. Namun kemudian pengasingan tersebut dialihkan ke negeri Belanda atas permintaan kedua rekan Ki Hajar Dewantara yakni dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo.Masa pengasingan di Belanda justru membuat Ki Hajar Dewantara belajar lebih giat. Beliau mendalami bidang pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya mendapatkan sertifikat Europeesche Akte.

Jika Ki Hajar Dewantara menyuarakan pikiran, aspirasi dan sindiran melalui karya tulis mengenai ketidakadilan pemerintah Belanda tentu saja membawa pengaruh dan masih terasa hingga saat ini. Setiap orang bebas berpendapat dan menyuarakan aspirasinya. Saya sendiri juga menyetujui hal tersebut, namun tentunya dalam menyuarakan aspirasi kita harus memperhatikan beberapa faktor agar apa yang kita aspirasikan dapat diterima dan tidak menimbulkan masalah detelahnya.

 Masuk Organisasi Budi Utomo

Berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi sosial dan politik kemudian mendorong Ki Hadjar Dewantara untuk bergabung didalamnya. Hal ini adalah kelanjutan beliau yang sebelumnya manjadi seorang jurnalis yang menuliskan berbagai hal yang bersifak protes terhadap pemerintahan di organisasi ini pun beliau berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Munculnya Douwes Dekker yang kemudian mengajak Ki Hadjar Dewantara untuk mendirikan organisasi yang bernama Indische Partij yang terkenal. Di pengasingannya di Belanda kemudian Ki Hadjar Dewantara mulai bercita-bercita untuk memajukan kaumnya yaitu kaum pribumi. Di Belanda pula ia memperoleh pengaruh dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.

Dari hal ini Ki Hajar Dewantara mengajarkan jika organisasi adalah wadah yang tepat untuk belajar dan untuk mencapai suatu tujuan bersama sama dengan anggota organisasi tersebut. Bukan hanya satu organisasi melainkan lebih. Saya juga berfikir sebelum masuk kesebuah organisasi pentingnya kita untuk mengetahui visi dan misi dari organisasi itu terlebih dahulu agar sesuai dengan visi dan misi dari kita sendiri.
Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara kemudian mempersunting seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama Raden Ajeng Sutartinah yang merupakan putri paku alaman, Yogyakarta. Dari pernikahannya dengan R.A Sutartinah, Ki Hadjar Dewantara kemudian dikaruniai dua orang anak bernama Ni Sutapi Asti dan Ki Subroto Haryomataram. Selama di pengasingannya, istrinya selalu mendampingi dan membantu segala kegiatan suaminya terutama dalam hal pendidikan.Kembali Ke Indonesia dan Mendirikan Taman Siswa


Kemudian pada tahun 1919, ia kembali ke Indonesia dan langsung bergabung sebagai guru di sekolah yang didirikan oleh saudaranya. Dalam hal ini beliau berusaha untuk memajukan kaum pribumi dengan pendidikan. Dan mengingatkan kembali jika ilmu yang kita dapat akan lebih bermanfaat jika kitamembaginya dengan orang lain.  Pengalaman mengajar yang beliau terima di sekolah tersebut kemudian digunakannya untuk membuat sebuah konsep baru mengenai metode pengajaran pada sekolah yang beliau dirikan sendiri pada tanggal 3 Juli 1922, sekolah tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang kemudian kita kenal sebagai Taman Siswa. Di usianya yang menanjak umur 40 tahun, tokoh yang dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat resmi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara, hal ini ia maksudkan agar ia dapat dekat dengan rakyat pribumi.




Selepas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri pengajaran Indonesia yang kini dikenal dengan nama Menteri Pendidikan. Berkat jasa-jasanya, beliau kemudian dianugerahi Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada.

Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara pada saat itu tidak lagi bernuansa politik tetapi beralih ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Tulisan Beliau berisi tentang konsep pendidikan yang berwawasan kebangsaan. Melalui konsep pendidikan itulah, 

Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan terkenal yaitu :


 tut wuri handayani 

ing madya mangun karsa

 ing ngarsa sung tulada 



Selain itu beliau juga dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional oleh presiden Soekarno ketika itu atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga menetapkan tanggal kelahiran beliau yakni tanggal 2 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara Wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Wajah beliau diabadikan pemerintah kedalam uang pecahan sebesar 20.000 rupiah pada cetakan uang sebelumnya.



Image result for ki hajar dewantara